Sumedang KORSUM - Pembudidayaan Magot atau Lalat Tentara Hitam (Black Soldier Fly) dinilai menjadi solusi pengelolaan sampah menjadi produk yang ekonomis. Karena Lalat Tentara Hitam merupakan salah satu lalat monster pemakan sampah organik yang bisa menjadi pakan ternak. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) menyelenggarakan
Bagi sebagian orang limbah plastik, kertas dan karton adalah sampah yang harus disingkirkan. Tapi sebagian lain melihatnya bernilai ekonomis, dijual secara kiloan, meski dengan harga lebih murah. Bagi anggota Kelompok Ito Bersatu, nilai limbah-limbah tersebut bisa jauh lebih berharga. Melalui pengolahan secara kreatif, nilai sampah-sampah ini jauh dari nilai aslinya. Kelompok Ito Bersatu adalah kelompok bentukan program pemberdayaan masyarakat pesisir Coastal Community Development Project-International Fund Agriculture Development/CCDP-IFAD yang khusus pada Pengelolaan Sumber Daya Alam PSDA di Kota Makassar, Sulsel, tepatnya di Kelurahan Kampung Buyang, Kecamatan Tamalate. Dibentuk pada Agustus 2015, beranggotakan 10 orang warga setempat. “Seluruh anggotanya adalah orang-orang yang kita anggap memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan itu bisa dilihat dari aktivitas mereka selama ini,” ungkap Suryanty, Ketua Kelompok Ito Bersatu ketika ditemui di rumahnya, Sabtu 10/3/2018. baca Mengenal Kampung Daur Ulang Sampah Makassar Kelompok kerajinan tangan Ito Bersatu di Kota Makassar, Sulsel, yang membuat beraneka macam suvenir dari sampah-sampah plastik dan karton. Produknya sangat cantik dan rapi, tidak terlihat berasal dari bahan sampah. Foto Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia. Suryanty sendiri adalah penggiat daur ulang sampah sejak lama, yang telah menjadikan usaha ini sebagai sumber penghasilan, selain usaha menjahit. Ia banyak membuat kerajinan tangan dari sisa kain yang tak terpakai, plastik dan karton-karton. Ia juga terampil membuat aneka ragam sulaman tangan untuk dijadikan tas dan taplak meja. Semua pengetahuan itu diperoleh ketika masih SMA, sebagai kegiatan hobi mengisi waktu luang. “Dari dulu memang saya hobi kerajinan tangan, sudah menjadi kesenangan tersendiri. Kini lebih semangat lagi mengerjakannya karena bisa menghasilkan uang,” tambahnya. Ia bahkan sempat belajar banyak kerajinan tangan dari bahan eceng gondok, meski belum ditekuninya secara serius. Menurutnya, daur ulang dari limbah plastik lebih mudah karena tidak melalui proses yang rumit, seperti dalam usaha kerajinan berbahan eceng gondok. Bahannya mudah diperoleh di sekitar, seperti sisa botol dan gelas plastik, kantong plastik, bungkus makanan kemasan, kaleng botol minuman, dan lainnya. baca Di Bank Sampah Ini, Sampah Bisa Ditukar dengan Minyak Goreng Salah satu produk kelompok Ito Bersatu dari Kota Makassar, Sulsel, berupa alas atau baki untuk kelengkapan pesta. Ada juga wadah untuk toples dan botol minuman, berharga Rp75 ribu hingga seratusan ribu rupiah. Foto Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia Tidak hanya melalui pelatihan, keterampilan Suryanty ini juga diperoleh dari di internet dan Youtube, bergabung dalam komunitas daur ulang di facebook, serta belajar dari teman-temannya. “Saya senang belajar dan kemudian mengajarkannya ke orang lain,” tambahnya. Bantuan CCDP-IFAD berupa beragam peralatan usaha, seperti mesin jahit, semakin memotivasi Suryanti dengan kawan-kawannya. “Kita sering kumpul-kumpul, bikin beragam macam kerajinan tangan dari limbah plastik dan karton. Ada beberapa anggota yang belum begitu terampil, kita ajari juga. Saling belajar lah.” Bekerja secara kelompok, menurutnya, membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat. Pekerjaan yang dulunya memakan waktu tiga hari, bisa diselesaikan sehari saja. Mereka juga bisa berdiskusi tentang masalah-masalah yang terjadi di sekitar mereka. Tantangannya adalah terkadang sulit mengumpulkan seluruh anggota kelompok secara bersama karena faktor kesibukan. “Tiap orang kan punya kesibukan dan pekerjaan masing-masing. Saya sendiri bekerja sebagai tukang jahit, kadang banyak kerjaan. Apalagi sekarang baru habis melahirkan. Tinggal pintar-pintarnya kita mencari waktu yang lowong untuk semua.” Menjual produk daur ulang juga butuh pasar tersendiri, karena harganya yang cukup mahal, meski harga itu sebenarnya sebanding dengan proses pengerjaannya yang butuh waktu agak lama. Suryanty memperlihatkan sejumlah produk kerajinan tangan hasil karya anggota kelompok. Ada aksesoris pembungkus toples kue, taplak meja dan tas jinjing. Ada juga beraneka jenis gelang dan bros. Sekilas terlihat kerumitan dalam pembuatannya, tetapi hasilnya hampir tak terlihat sebagai produk hasil daur ulang. Sangat rapi dan elegan. “Ini sebenarnya gampang, hanya butuh waktu lama menyiapkan bahan bakunya. Kalau dikerja sendiri butuh waktu berminggu-minggu. Apalagi kalau hanya jadi kerja sampingan saja.” baca Sampah Plastik, Harus Ada Inovasi Pemanfaatannya Produk olahan limbah kelompok Ito Bersatu dari Kota Makassar, Sulsel, sering diikutkan dalam pameran. Produknya yang bagus dan cantik sering mendapat respons yang baik dari masyarakat. Foto Suharman/DP2 Kota Makassar/Mongabay Indonesia. Menurutnya, membuat produk daur ulang ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan tersendiri untuk mendapatkan hasil yang bagus. Harga produknya pun beragam sesuai ukuran dan kerumitannya. Dari harga Rp75 ribu hingga ratusan ribu. Tidak hanya menjual produk, mereka juga memberi pelatihan untuk pelajar dan ibu-ibu rumah tangga yang tertarik menekuni usaha ini. “Kita sering bikin pelatihan di rumah ini. Ada belajar menganyam, menjahit dan membuat produk-produk dari limbah lainnya. Kalau ada yang minta diajarkan di tempat lain kita juga bisa diundang,” tambahnya. Untuk bahan baku, selain dari limbah plastik sendiri dan tetangga sekitar, juga diperoleh dari bank sampah yang mereka kelola. Untuk rumah tangga sendiri, mereka gencar mengampanyekan pemilahan sampah. baca Ibu Rumah Tangga, Kunci Penanggulangan Sampah Plastik Berbagai Kegiatan Kegiatan kelompok ini ternyata tidak hanya sekedar daur ulang sampah, namun jauh lebih beragam. Misalnya melakukan pembenahan lingkungan, pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, pembuatan komposter pupuk, pemeliharaan tanaman, penyuluhan dan sosialisasi, serta pembentukan bank sampah. “Beberapa bulan lalu kita lakukan perbaikan taman SPBU di dekat kantor Brimob itu. Kita gotong-royong memoles taman supaya lebih cantik.” Bank sampah binaan kelompok ini juga masih berjalan, meski bermitra dengan pihak lain. Keberadaan Bank Sampah ini cukup aktif dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Terintegrasi dengan bank sampah pusat yang dikelola oleh Pemkot Makassar. baca Menariknya Produk Olahan Sampah dari Desa Hutan Monyet Aktivitas pengelolaan sampah di Bank Sampah di Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulsel. Setiap anggota kelompok memiliki tugas tersendiri, ada yang menyortir, menimbang dan mencatat. Foto Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia Kini program CCDP-IFAD telah berakhir namun Suryanty akan tetap mempertahankan keberadaan kelompok. Apalagi mereka memiliki banyak peralatan yang seharusnya bisa dimaksimalkan. “Usaha kerajinan tangan ini sebenarnya prospeknya bagus. Pembelinya selalu ada dan harganya bagus. Tinggal bagaimana fokus saja, pak. Apalagi ibu-ibu di sini sudah banyak yang terampil, tinggal diarahkan dan butuh pendampingan lanjutan.” Suryanty juga berharap ini bisa diperluas tidak hanya untuk kelompok-kelompok, tapi juga untuk para pelajar. Apalagi selama ini telah banyak pelajar dari berbagai sekolah yang datang belajar di kelompok tersebut. “Dulu rumah ini sering penuh anak-anak sekolah datang untuk belajar karena tugas dari sekolah. Mereka cukup terampil.” baca juga Sampah Dikumpulkan, Buku Dipinjamkan Menurut Suharman, Tenaga Pendamping Desa TPD IFAD Makassar, produk kelompok ini memang cukup bagus dan sering diikutkan dalam berbagai kegiatan pameran. Hanya terkendala pada pemasaran secara luas. Selama ini, pemasaran hanya melalui media sosial secara individu, belum berskala luas atau di gerai toko. “Produk mereka sangat bagus dan terlihat profesional, cuma harus dipikirkan bagaimana memikirkan pasar mereka. Mereka telah mengalokasikan waktu yang besar untuk itu semua namun kemudian keuntungan secara finansial belum bisa mereka dapatkan. Ini yang kadang membuat produktivitas mereka berkurang,” tambahnya. Suharman berharap dengan berakhirnya program CCDP IFAD akan ada program lain yang bisa membantu pengembangan usaha kelompok ini. “Ini bisa menjadi industri kreatif rumah tangga yang prospektif dalam membantu meningkatkan income rumah tangga. Bisa menjadi solusi pementasan kemiskinan di masyarakat pesisir.” Artikel yang diterbitkan oleh
\n\n \n produk olahan sampah organik dari bunga yang dikeringkan
BankSampah. Sebagai sebuah kota besar, Jakarta yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi tentunya tidak terlepas dari sisa hasil produksi dan konsumsi penduduknya berupa sampah. Untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang baik lingkungannya dan nyaman bagi penduduknya, sampah yang melimpah harus ditangani dengan baik.Kini, sampah Komang Arya, pelajar kelas 2 SMP Sila Candra, Batubulan, Gianyar ini menjaga stannya sendiri. Ada sebuah lemari kaca besar dan meja berisi puluhan kreasi mengolah sampah aneka jenis model dan bahan baku. Ia membuat sendiri semuanya setelah belajar dari teman ibunya saat kelas 5 SD. Bahan bakunya tak sulit karena ibunya membuka Bank Sampah di rumahnya. Arya sudah terbiasa bekerja dalam sunyi. “Teman-teman saya tidak terlalu tertarik,” katanya. Keuntungannya hanya saat pelajaran keterampilan, ia dengan mudah mencari nilai karena sudah terbiasa mengolah sampah jadi aneka kerajinan. Ada yang bisa dibuat dengan mudah, lebih banyak yang cukup sulit dan lama karena perlu ketekunan dan detail. Misalnya yang mudah terjual adalah gantungan kunci dari aneka jenis kemasan yang termasuk bad plastic atau plastik yang tak laku dijual karena sulit didaur ulang jadi plastik baru. Misal kemasan sampo, deterjen, kopi saset, pewangi, dan lainnya. Biasanya plastik ini mengandung lapisan aluminium foil di dalamnya. Ia mengolah sampah nakal ini menjadi bentuk-bentuk hewan seperti ikan. Agar lebih atraktif ditambah manik-manik untuk mata dan anyaman sebagai sisiknya. Dijual Rp5000 per biji. “Saya bisa beli handphone dan lemari sendiri,” Arya bangga. Desain dan pengerjaan lebih rumit di antaranya wadah sesajen dari anyaman kertas koran bekas dan tas. Hasil kerajinan sampahnya terlihat rapi dan kuat. Misalnya tas dari aneka “bad plastic” tebal hanya dianyam tanpa dijahit. Lalu disambungkan tali untuk pegangan tangan. Ia mengaku belum bisa menjahit. Arya adalah salah satu pengrajin sampah di Trash Fest, festival olah sampah yang dilaksanakan kelompok muda atau Yowana Desa Padangtegal, Ubud, Gianyar pada 4-5 November lalu. Dipusatkan di sebuah lahan sebelah Monkey Forest, objek wisata populer di Ubud yang dihuni ratusan monyet dan hutannya. Beberapa tahun ini Padangtegal memperlihatkan sistem pengolahan sampah terintegrasi. Tiap rumah didorong memilah sampah organik dan anorganik dahulu sebelum diangkut truk milik desa. Termasuk hotel dan restoran yang memadati desa ini. Sampah organik diolah di Rumah Kompos dan TPS Temesi di kota Gianyar yang digunakan untuk menyuburkan hutan monyet ekor panjang di Monkey Forest. Stan yang mengenalkan cara membuat kompos cair dan aneka tumbuhan dari pot olahan botol bekas dalam pameran di Trash Fest oleh Desa Padangtegal, Ubud, Bali, awal November 2017. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Lingkaran ekologis di Padangtegal ini diperkenalkan lewat stan Rumah Kompos. Ada sebuah video yang ditayangkan berisi kampanye memilih sampah dan mengurangi penggunaan plastik. Pesan ini disampaikan alm Ida Pedanda Made Gunung, mendiang pemimpin ritual agama Hindu yang dikenal kritis dan dihormati. “Ke pura bawa canang pakai plastik? Seperti TPA nanti. Plastik tidak datang sendiri dari langit atau dibawa anjing. Plastik dibuang manusia sendiri, jangan lagi menggunakan plastik,” ingatnya. Ada juga role model Komang Arnawa, juara binaraga yang berkampanye pria sejati buang sampah di tempatnya. Di sini juga dipamerkan tong sampah terpilah dan booklet panduan mengolah sampah organik di rumah. Bisa dijadikan kompos organik cair dan padat. Kadek Sujana, salah satu anak muda dari Yowana Desa Padangtegal penggagas acara ini mengatakan sebagai daerah wisata Ubud harusnya bisa menyontohkan pengelolaan sampah. “Daerah wisata kan wajib bersih,” katanya. Ia sendiri relawan TrashStock, gerakan dengan misi sama di Bali. Anak-anak muda desanya ingin bergerak dalam penyadaran lingkungan ini melalui Trash Fest. Apalagi desanya menurut Sujana sudah menyontohkan pengelolaan sampah. “Ada pemberian penghargaan untuk warga yang rajin memilah sampah, tong sampahnya diisi nama,” tutur pria yang akrab dipanggil Eby ini. Selain masalah sampah, saat ini menurutnya Ubud makin padat karena kemacetan panjang. Jadilah polusi asap jika berjalan kaki di kampung turis ini. Karena bersinggungan dengan seni dan budaya, tak heran aneka kerajinan yang dipamerkan di Trash Fest lekat dengan ritual. Misalnya dalam lomba kreasi olah sampah ada kelompok banjar yang buat Barong, purwarupa rangkaian sesajen atau Gebogan, dan ogoh-ogoh boneka raksasa yang diarak malam jelang Hari Raya Nyepi. Ada puluhan stan produk olahan sampah serta makanan yang dibuat tanpa menawarkan plastik sebagai wadah. Jadilah piring diganti dengan anyaman janur atau daun. Demikian juga sendoknya. Makanan juga lebih sehat seperti sayuran, ketupat, dan lainnya. Namun air kemasan masih dijual di salah satu stan. Selain itu ada juga aneka pertunjukkan fashion testify daur ulang yang dibawakan remaja-remaja Desa Padangtegal. Show seperti ini menarik perhatian anak-anak muda yang hadir. Desa Padangtegal , Ubud, Gianyar, Bali, yang terkenal dan kaya dari hutan monyet Monkey Forest membuat sistem pengolahan sampah dari rumah dan terpilah. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Rumah Kompos Rumah Kompos dibuat desa persis depan Monkey Woods. Di hutan ini dihuni sekitar 600 monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Orang Bali menyebut bojog, dalam bahasa Bali. Warna bulu monyet lucu yang kerap naik ke bahu pengunjung ini keabu-abuan hingga coklat kemerahan. Ada jambang di pipi berwarna abu-abu, terkadang terdapat jambul di atas kepala. Hidung datar dengan ujung hidung menyempit. Ekornya panjang. Menurut catatan ProFauna, monyet yang umum dijumpai ini tersebar luas di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Statusnya tidak dilindungi. Namun di Desa Padangtegal, Ubud, monyet ini dilindungi. Mereka tinggal di lahan 12 hektar, di pusat keramaian, salah satu desa turis terkenal di dunia. Mereka membuat Padangtegal kaya. Hutan monyet yang terkenal dengan nama Monkey Woods ini menjadi sumber oksigen di tengah makin macetnya Ubud. “Luas hutan terus ditambah, ini pohon-pohon baru umur 10-15 tahun,” kata Murdana, salah satu pengelola. Tak mudah menumbuhkan pohon di habitat bojog ini. “Banyak bibit mati dirusak, dahan dipatahkan atau dicabut buat mainan.” Monkey Forest punya tim khusus menangani hutan konservasi ini. Bibit terjaga, kalau rusak segera diganti. Membuat hutan baru dan menumbuhkan dalam waktu cepat memerlukan pupuk. Mereka memutuskan menggunakan kompos agar alami dan tak meracuni habitat bojog. Kalau kompos beli terus, biaya cukup besar. Bagaimana solusinya? Sejak 2013, mereka mulai merintis produksi kompos skala rumah tangga. Tiap warga diminta memilah sampah rumah, lalu mengolah menjadi kompos padat maupun cair. Tak berjalan mulus. Tak banyak yang mau membuat kompos walau desa sudah memberikan tiga tempat sampah gratis. Untungnya, di Gianyar ada tempat pembuangan akhir TPA Temesi yang mengelola sampah dengan composting. Setelah diangkut dari lebih dari 700 rumah dan restoran, hotel, café, dan usaha lain di desa, sampah organik dibawa ke TPA Temesi. Karena sudah terpilah di truk antara organik dan anorganik, Temesi barter dengan kantong-kantong kompos tiap hari. Rumah Kompos tak bisa mengolah semua sampah organik karena lahan sempit. Hanya buat model cara pengolahan, misal petak model composting, petak kecil kebun, dan penampungan sedikit sampah anorganik. “Kami ingin mendidik anak-anak memilah sampah, mengolah sejak dini dan memperlihatkan caranya di sini,” kata Supardi Asmorobangun, pengelola Rumah Kompos. Volume sampah organik terangkut di Padangtegal saat ini disebut sekitar 12-16 ton per hari. Sedangkan non organik 4 truk. Residu plastik dibawa ke TPA Suwung sekitar 2 truk per hari. Supardi menyebut jumlah pelanggan sampah di desa ini per November ini sebanyak 710 warga, 367 di antaranya pengusaha hotel, restoran, buffet, warung, kantor, artshop, dan lainnya. Artikel yang diterbitkan oleh Sebuahbangunan semi terbuka dibuat memanjang, berisi area fermentasi dengan bak-bak dari bambu yang berisi sampah organik. Sejumlah mesin baru nampak berjejer, di antaranya untuk mencetak briket, mencacah sampah plastik, dan lainnya. TOSS Center ini memproduksi 300 kg briket per hari kemudian dikeringkan 1-2 hari.
- Sampah atau limbah bisa disebut sebagai sisa produksi yang tidak digunakan lagi. Pembuangan sampah yang tidak benar akan membuat limbah mencemari lingkungan. Pencemaran terjadi karena limbah yang ada tidak semuanya dapat terurai dengan cepat dan baik oleh tanah. Pada akhirnya, jika tidak ditangani dengan baik, maka limbah akan berubah menjadi sumber Undang-Undang UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah diartikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Dikutip dari buku Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik 2010 karya Setyo Purwendro Nuhidayat, menjelaskan mengenai jenis sampah berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik masih dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Limbah Organik Basah Limbah organik basah adalah jenis sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnya kulit buah, kulit jagung, kulit bawang, sisa biji-bijian, jerami dan sisa sayuran. Pengolahan limbah organik basah bisa dilakukan dengan cara melakukan pengeringan dibawah sinar matahari langsung hingga kadar air yang terkandung dalam bahan limbah organik berkurang atau habis. Bahan limbah yang sudah kering bisa dijadikan bahan baku untuk dibuat menjadi berbagai macam produk kerajinan. Proses pembuatan produk kerajinan masih memerlukan proses lain seperti pencelupan warna atau proses pengawetan agar kuat dan tahan lama.
Lisdajuga menekankan bahwa polycarbonate pada solar dryer dome ini sangat berperan penting untuk menjaga mutu hasil hortikultura yang dikeringkan. "Keunggulan solar dryer dome ini umur produk lebih lama, aroma produk tetap kuat, rasa produk tidak hilang dan yang paling penting mutu berkualitas.". Perlu diketahui, pengeringan banyak Sebelum kalian memahami apa itu limbah, alangkah baiknya kalian memahami juga apa itu sampah. Sampah bisa diartikan sebagai barang yang sudah tidak terpakai lagi lalu di buang oleh pemakainya, tapi dapat di kelola atau di daur ulang dengan prosedur yang tepat. Sedangkan limbah diartikan sebagai sampah yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi, sumber limbah diantaranya dari proses kegiatan pertanian, industri, pertambangan dan rumah tangga. Limbah terbagi menjadi dua jenis yakni limbah organik dan anorganik. Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan dekomposisi dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau sering disebut dengan kompos. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Sampah adalah Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar 95% berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Jenis-Jenis Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi Sampah Organik Basah Sampah organik basah adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan dan pembuatan makanan yang sebagian besar terdiri dari zaat yang mudah membusuk. Sampah Organik Kering Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. Limbah industri organik di indonesia biasanya berupa limbah pabrik kelapa sawit PKS. Limbah PKS semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri kelapa sawit yang sedang terjadi sehingga kuantitas dan kualitas limbah padat yang dihasilkan juga semakin Oleh karena itu dibutuhkan manajemen penanganan limbah padat industry yang terstandardisasi Asbudi, 2012. Limbah Rumah Sakit biasanya berupa botol plastik, botol impus dan plastik suntikan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Energi Biomassa Dampak Limbah Organik Berikut ini terdapat beberapa dampak limbah organik, terdiri atas Dampak terhadap Kesehatan Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah haemorhagic fever dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar misalnya jamur kulit. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita taenia. Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. Sampah beracun Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa Hg. Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Prinsip Pengolahan Limbah Organik Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan ini dikenal dengan nama 4R, yaitu Mengurangi Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menggunakan Kembali Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang. Mendaur Ulang Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Mengganti Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Bioteknologi adalah Cara Pengolahan Limbah Organik Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut 1. Pengomposan Menggunakan Drum Plastik Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi dibuat berlubang dengan kapasitas minimum 100 kg. Bioaktivator cair metode aerob atau bioaktivator padat metode anaerob. Bahan baku sampah organik hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi. Cara Membuat Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan 50-60%, langsung masukkan ke dalam drum plastik. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik. 2. Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres 24 jam Bahan Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi 20 bagian. Kompos yang sudah jadi 2 bagian. Dedak 1 bagian. Dectro disesuaikan dengan dosis 5 sendok makan. Air disesuaikan dengan dosis 20 liter. Cara Membuat Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi. Larutkan Dectro ke dalam air. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni. Pertahankan temperatur 40-600 C. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah Organik Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan pada tanah, karena bahannya organik dapat di urai oleh bakteri yang kemudian menjadi nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi lebih subur dan pohonnya bisa tambah bagus tumbuhnya. Ada juga limbah organik yang dapat di jadikan barang yang bernilai tinggi, seperti limbah akar tanaman untuk hiasan rumah, serbuk kayu untuk di jadikan mebel atau perabotan rumah tangga. Berikut pemanfaatan limbah organik, terdiri atas Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Pengertian Dan 100 Dampak Negatif Limbah Serta Pengolahannya DIBUAT MENJADI KOMPOS Kompos daat dibuat dari sampah organik yang menganung karbon dan nitrogen seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran, penyusunan tumpukan,pembalikan, penyiraman, hingga proses penyimpanan. Sebaiknya seluruhtahapan dilakukan degan cara organik. DIJADIKAN SEBAGAI PUPUK SEDERHANA Ini berlaku untuk sampah organik hijau yang berupa daun-daunan contoh samaph dapur. Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang digunakan untuk membuang / menanam sampah organik tersebut sehingga kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah berjalan dengan normal. DIJADIKAN TAMBAHAN PAKAN TERNAK Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian diifermentasi dengan menggunakan mikroba Niitrogen Phosphate Recovery Consentred Feed Product Developpment Organism NOPCO selama 5 hari sehingga menghasilkan pelet pakan ternak. DIJADIKAN KERAJINAN TANGAN Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa menjadi sumber penhahsilan bagi para ibu rumah tangga. Bahkanbila ditangani dengan serius bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat dengan menggunakan sampah organik adalah membuat kain dari serat tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Karakteristik Padat Dari Air Limbah Beserta Komposisinya Daftar Pustaka Hidayanto, 2010 limbah kelapa sawit sebagai sumber pupuk pada pakan ternak organik, diakses tgl 5 maret 2016 Al. Sentot Sudarwanto, SH, MH, 2010, Jurnal Peran Strategis Perempuan dalam Pengelolaanlimbah padat di akses pada tanggal 5 maret 2016 jurnal . __ Andi Sani Demikianlah pembahasan mengenai Limbah Organik – Pengertian, Jenis, Dampak, Prinsip, Cara, Pemanfaatan dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. Untukpembuatan pupuk kompos dari sampah organik bisa dijual Rp.5000 perbungkus, serta pengolahan kerajinan dari sampah botol plastik yang dijual antara Rp.1 juta hingga Rp.1,5 juta. Disamping itu Dwi Agus juga menguraikan tentang Bank sampah yang produknya tidak hanya uang tapi bisa produk lain seperti sembako, pembayaran BPJS, pajak, dll. Thispreview shows page 20 - 22 out of 256 pages. Surat-surat harus yang disiapkan ketika akan membuka usaha sebagai berikut. 1) Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Kedua surat izin ini dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari SITU-HO, diantaranya: a) mempermudah permohonan Surat Meskikerap dianggap tak memiliki ekonomi, sampah organik kayu dan batang pohon justru punya nilai jual tinggi jika diolah dengan tepat. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rena Arifah (61), seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Medan Sumatera Utara, sekaligus wirausahawan dengan produk arang briket merek Briket-Q.
KATAPENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI BUNGA DAN GUCI" dengan tuntunan proses pembelajaran di Fakultas Teknik Informatika. Makalah ini disusun sebagai tugas Bahasa
Kulitsemangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis labu-labuan lainnya. Saat ini pembudidayaan buah semangka masih sedikit di lakukan oleh para petani di Indonesia. Padahal pada daerah-daerah maju,selain membudidayakan buah yang unggul, semangka juga telah memiliki berbagai variasi rasa dan bentuk.
Pujibilang, lebih baik mereka tahu produk olahan porang sampai ke hilir dan kandungan gizinya. Dari sisi konsumen, katanya, juga perlu edukasi. Saat ini, mungkin konsumen hanya kenal mie shirataki atau konyaku dan tidak kenal kalau itu dari porang. "Bahkan, sudah ada juga yang jadikan bentuk beras analog. Olahannya sudah beragam."
Sampahmerupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang penyumbang sampah terbesar di dunia. Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kedua dengan volume 187,2 juta ton/tahun, dengan China pada posisi pertama dengan 262,9 juta ton/tahun.
Иፐуфուኢиςሩ оվесКօтясукл ዮու զոгጰρаηሚዛ
Вጁτሶν свираβ ուዎፏፍ оጳоснዬኺи
ዷա еղаσεኡеፔኒж εሐէнтежιζ акուр
Еρогиճэጢя идፄхрахէ ሓօψωւоՈш ξоጌеቩዴ
ቀ зխሜոጧом τодоժЖαձሞпрጊсвቾ ሾአстоፅኀሐ
Secaratidak langsung, sampah tangga pun meningkat. Ya, rumah tangga sebagai lingkungan terkecil dalam masyarakat memberikan kontribusi dalam menghasilkan sampah. Pada umumnya sampah rumah tangga berupa sampah organik dan anorganik dibuang tanpa dimanfaatkan sehingga akan meningkatkan pencemaran tanah, air dan udara di lingkungan. Laluapakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan produk. c. Pengeringan Bahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna. d. Pewarnaan Pewarnaan pada bahan Banyuwangi- Limbah masker selama pandemi COVID-19 di Banyuwangi disulap menjadi pot bunga yang cantik. Kreasi itu diciptakan oleh Bank Sampah Banyuwangi (BSB) yang prihatin dan memanfaatkan Sampahorganik yang dimaksud adalah kulit jagung, kulit tauge, daun pisang, sisa sayur-sayuran dan sebagainya ternyata cukup melimpah setiap hari. Sebelum diberikan kepada hewan ternak, sampah organik harus dibersihkan terlebih dahulu. Tujuannya agar sampah yang diberikan bisa terbebas dari mikroorganisme yang merugikan.

Produkalami belum tentu bebas dari zat kimia berbahaya, dan produk sintetis tidak selalu lebih buruk bagi kita. Kadang-kadang mencari tahu produk mana yang alami dan mana yang sintesis dapat

Salahsatu contoh kerajinan yang dibuat dari kulit jagung yaitu bunga artifisial atau bunga hias palsu. Ketebalan kulit jagung kering sangat cocok dipakai untuk membuat kelopak dan mahkota bunga. Dengan demikian, bunga artifisial yang dihasilkan lebih nyata. Selain itu, kulit jagung dapat pula diubah menjadi aksesori.
Produkolahan sampah organik warga Mergangsan Yogyakarta untuk mendukung pekarangan pangan lestari di masa pandemi covid-19 1* Inggita Utami , Ichsan Luqmana Indra Putra 1 , Farid Ma'ruf 2 , Mei
Berikutini proses pengolahan limbah organik basah yang dikutip dari buku Pemanfaatan Biomas Sampah Organik karya Fauziatun Nisak dkk. Perbesar. Sampah atau Limbah. Foto: Pixabay. 1. Pemilahan bahan limbah organik. ADVERTISEMENT. Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih
rhhg2.